UPAYA MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA ALAM HAYATI
Semakin
meningkat laju pertumbuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan
akan bahan pangan sebagai kebutuhan pokok. Dengan alasan tersebut
manusia selalu berupaya dan berusaha untuk terus melakukan segala
sesuatu guna tercapainya kebutuhan. Langkah-langkah yang ditempuh untuk
itu adalah meningkatkan cara mengelola bidang-bidang kerja seperti
pertanian, peternakan dan perikanan. Usaha peningkatan hasil pertanian
dapat ditempuh dengan berbagai cara, antara lain dengan intensifikasi
dan ekstensifikasi pertanian. Di berbagai negara usaha ekstensifikasi
(perluasan) lahan sudah tidak memungkinkan, karena lahan sudah habis
digunakan untuk keperluan lain. Oleh karena itu, maka perhatian mereka
tertuju pada usaha intensifikasi pertanian. Kombinasi ekstensifikasi
dengan intensifikasi (peningkatan cara bertani) adalah cara yang paling
baik. Intensifikasi pada prinsipnya adalah usaha meningkatkan hasil
proses fotosintesis oleh tumbuhan. Potensi ini belum begitu tergali,
dan dari hasil penelitian fisiologi dikethui bahwa peluang bagi
pemuliaan tanaman sangat dimungkinkan dan diperlukan. Pemuliaan tanaman
dapat diartikan sebagai suatu cara yang sistematik dalam merakit
keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia.
Sekarang ini pemuliaan organisme tidak terbatas pada tanaman namun juga
pada hewan. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, tindakan seleksi
merupakan hal yang terpenting, seperti :
a. seleksi plasma nutfah yang dipergunakan sebagai tetua
b. seleksi metode pemuliaan yang tepat
c. seleksi genotip yang akan diuji
d. seleksi cara pengujian yang akan dipakai
e. seleksi varietas yang akan dilepas
A. Revolusi Hijau
Revolusi
hijau atau green revolution adalah pengembangan teknologi pertanian
untuk meningkatkan produksi bahan pangan, terutama biji-bijian
(serelia) seperti gandum, jagung, padi, kacang-kacangan, dan
sayur-sayuran. Revolusi hijau merupakan istilah yang digunakan untuk
untuk meningkatkan hasil fitosintesis yang mempunyai nilai ekonomi dan
keberhasilan dalam memperoleh jenis-jenis unggul. Usaha yang terbaik
dan tercepat untuk meningkatkan pesediaan bahan makanan adalah
neningkatkan hasil lahan pertanian. Hal ini dapat di capai dengan
memperkenalkan tanaman-tanaman yang seluruhnya baru di suatu daerah
atau dengan memeperbaiki hasil-hasil melalui penggunaan pupuk,
peningkataan irigasi, perlindungan yang baik terhadap hama
pernyakit tanaman atau dengan pengenalan varietas tanaman dengan jenis
unggul, yang kesemuanya itu disebut panca usaha tani. Ternyata dengan
panca usaha tani tersebut dapat menimbulkan hasil yang cukup tingi atas
lahan yang relatif luas. Sejarah revolusi hijau :
- Revolusi hijau pertama kali disponsori oleh Ford dan Rockefeller Foundation untuk mencari varietas tanaman pengahsil biji-bijian yang berproduksi tinggi
- Revolusi hijau di mulai di Mexico pada tahun 1950, dan pada tanuh 1960-an berhasil menghsilkan varietas gandum unggul
- DI Filipina, International Rice Research Institute (IRRI) berhasil mengembangkan varietas padi unggul
- Perhatian
dunis selanjutnya tidak hanya serealia (bahan makanan pokok), tetapi
juga peningkatan produksi kacang-kacangan dan sayur-sayuran.
- Tahun
1970, CGIAR (Consultative Group for International Agriculture Research)
membantu berbagai pusat penelitian pertanian Internasional. Hal ini
menunjukan perhatian dunia yang besar terhadap usaha peningkatan
produksi pertanian.
Gambar. Lahan penghasil pangan
Revolusi hijau dalam perkembangannya terbagi dalam 4 tahap, yaitu ;
- Revolusi
tahap pertama, terjadi antara tahun 1500 – 1800 ketika kebanyakan hasil
petanian (gandum, padi, jagung dan kentang)disebar ke seluruh dunia
- Revolusi
hijau tahap kedua, terjadi di Eropa dan Amerka Utara antar tahun 1850 –
1950 dan terutama di dasarkan penerapan hukum ilmiah terhadap produksi
hasil petanian dan hewan melalui penggunaan pupuk, irigasi dan
pemberantasan hama dn penyakit secara luas dan terkendali
- Revolusai
tahap ketiga, terjadi di negara-negara maju sejak perang dunia II dan
terutama melalui seleksi dan persilangan genetika atas varietas tenaman
dan hewan unggul dan lebih resisten terhadap penyakit dan serangga
- Revolusi
hijau tahap keempat, telah tersebar luas pada tahun-tahun ini. Tahap
ini bukan hal yang baru, melainkan kombinasi dari revolusi hijau tahap
kedua dan tahap ketiga, dan terutama ditujukan untuk negara-negara
berkembang. Tahun 1967 arietas padi dan gandum jenis unggul
dikembangkan di daerah-daearah tropis dan sub tropis, seperti India , Turki , Pakistan , Indonesia .
Sebagaian
orang berpendapat bahwa istilah yang lebih tepat atas usaha diatas
disebut dengan istilah “evolusi hijau” atau green evolution, karena
usaha tersebut dilakukan selama bertahun-tahun. Program revolusi hijau
diusahakan melalui pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas baru
yang melampaui daerah adaptasi dari varietas yang telah ada. Varietas
unggul yang baru akan berhasil bila mempunyia adaptasi geografis yang
luas, responsif pengairan dan pemupukan, resisten terhadap hama dan penyakit.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya bahwa sebenarnya produk tanaman
yang dipanen manusia adalah hasil fotosintesis. Pada serealia, produk
yang dimanfaatkan adalah biji. Biji mengandung
karbohidrat yang berasal dari proses fotosintesis. Dengan demikian
untuk meningkatkan karbohidrat perlu ditingkatkan aktivitas
fotosintesis. Aktivitas fotosintesis sangat dipengaruhi oleh cahaya
matahari.
Oleh
karena itu,daun sebagai pelaksana fotosintesis harus memiliki
persyaratan. Persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki daun untuk
melakukan fotosintesis, adalah :
- mampu mengabsorpsi sinar matahari yang berguna untuk fotosintesis secara optimal
- kedudukan daun (filotaksis) tidak saling menaungi serta mempunyai posisi yang sesuai dengan arah datangnya sinar
- penguapan yang sering terjadi pada daun haruis seimbang dengan yang tersedia
1. Varietas unggul
Revolusi
hijau diusahakan melalui pemuliaan tanaman untuk mendapatkan varietas
unggul dan mampu beradaptasi. Kemampuan adaptasi yang diharapkan adalah :
- adaptasi geografis yang luas, artinya dapat tumbuh atau mempunyai penyebaran yang cukup luas
- responsif terhadap pengairan dan pemupukan
- resistensi terhadap hama dan penyakit
2. Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian merupakan bentuk mekanisme revolusi hijau di Indonesia yang biasa di kenal dengan sebutan panca usaha tani, yaitu 5 (lima ) usaha untuk meningkatkan hasil pertanian yang meliputi :
- pengolahan tanah yang baik
- penggunaan bibit unggul
- pemupukan dengan tepat
- pengaturan irigasi
- pemberantasan hama dengan pestisida
3. Kendala dalam revolusi hijau
Dalam
usaha meningkatkan hasil tanaman seperti yang diharapkan dalam revolusi
hijau ternyata harus kerja keras dan terdapat kendala-kendala yang
harus dihadapi, yaitu :
- Varietas unggul umumnya hanya akan menghasilkan panen yang baik bila diberi pupuk dan pengairan yang tepat
- Adanya
lahan-lahan yang potensial untuk pertanian namun letajk geografisnya
kurang menguntungkan, seperti jauh dari penduduk atau tidak/ belum
mempunyai sistem irigasi sehingga lahan tersebut sulit untuk
dimanfaatkan
- Banyak lahan yang secara geografis menguntungkan namum keadaan tanahnya kritis dan kurang subur
- Adanya serangga berbagai hama , misal serangga atau hewan yang dilindungi
Tujuan
akhir dari pemuliaan tanaman adalah untuk mendapatkan hasil pertanian
lebih dari hasil yang telah dicapai varietas yang telah ada. Namun
peningkatan hasil saja masih kurang dan harus diikuti dengan beberapa
tindakan penunjang, antara lain :
- peningkatan hasil pertanian tidak boleh menurun kualitasnya
- perlu adanya diversifikasi atau penganekaragaman menu
- untuk jenis tanaman leguminoseae, perlu adanya daya hasil yang lebih menarik
- peningkatan protein melalui peningkatan komposisi hasil
- pengingkatan hasil yang mengandung energi lebih tinggi
- ketahanan penyakit dalam penyimpanan
- hasil tidak boleh mengandung racun
4. Dampak revolusi hijau
Revolusi
hijau selain menguntungkan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dapat
teratasi, tetapi ternyata revolusi hijau juga menimbulkan masalah bagi
lingkungan dan sosial, antara lain berupa :
- Terbentuknya penyerdehanaan komunitas, karena umumnya petani hanya menanam serealia atau bahan pokok dan tidak menanam leguminosea (kacang-kacangan)
- Penggunaan
pupuk buatan dan pestisida akan menyebabkan hilangnya kemampuan
mikroorganisme tanah yang membantu menyuburkan tanah. Akibatnya dalam
waktu 20 – 30 tahun mendatang akan terjadi titik balik penurunan
produtivitas tanaman.
- Rusaknya
keseimbangan lingkungan akibat penggunaan pupuk buatan dan tercemarnya
lingkungan akibat penggunaan pestisida yang berlebiha dapat menyebabkan
kepunahan berbagai organisme
- Pembuatan
lahan pertanian (sawah, ladang) baru dari hutan-hutan akan menurunkan
keanekaragaman hayati dan keaneragaman genetika. Hal ini dapat
menyebabkan hilangnya salah satu species tumbuhan atau hewan yang
mungkin mengandung gen yang sangat dibutuhkan
- Adanya
mekanisasi pertanian menyebabkan petani buruh kehilangan pekerjaan,
yang akibatnya terjadinya urbanisasi yang menyebabkan masalah di
perkotaan besar
- berkurangnya
keanekaragaman genetik jenis tanaman tertentu akan sangat membahayakan
, sebab bisa menurunkan plasma nutfah atau sumber gen.
B. Revolusi Biru
Keberhasilan manisia dalam usaha peningkatan hasil serealia ternyata cukup mengatasi kekurngan pangan sebagaian hasil
serealia ternyata belum cukup mengatasi kekurangan pangan sebagaian
besar penduduk dunia. Hal ini disebabkan makin sempitnya tanah
pertanian yang subur, sebab terdesak oleh pemanfaatan tanah untuk
kepentingan lainnya. Seperti talah kita ketahui bahwa 70% luas
permukaan bumi ini berupa lautan, maka tidak ada salahnya kalau manusia
mulai melirik dan mengusahan dalam mengatasi kekurangan pangan di
ararhkan ke lautan. Untuk memanfatkan sumber daya hayati yang ada di
laut, maka digiatkan revolusi biru, yaitu pengembangan teknologi pemanfaatan sumber daya hayati laut, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pangan.
Sumber daya laut terdiri atas sumber daya hayati dan sumber daya non hayati .
Gambar. Laut dan kekayaan di dalamnya Gambar. Keaneragaman biota laut
1. Sumber daya hayati laut
a. Tumbuhan
Jenis
alga atau rumput laut merupakan tubuhan laut yang menghasilkan
agar-agar, merupakan sumber penghasil karbonhidrat. Berbagai rumput
laut juga mengandung asam amino dan mineral. Selain itu rumput laut
dapat untuk antibiotika, kosmetik, bahan tekstil dan plastik.
Alga hijau bersel satu seperti Chlorella mulai dibudidayakan sebagai sumber protein yang mengandung 50% protein dari berat kering.
b. Hewan
Ikan, udang dan cumi-cumi merupakan sumber protein heani yang sangat besar di hasilkan dari laut.
c. Kerang laut
Kerang hujau, kerang mutiara dan kepiting merupakan sumber daya hayati laut yang cukup potensi untuk dikembangkan
Dalam
meningkatkan sumber daya hayati laut, upaya yang dilakukan tidak hanya
penagkapan ikan dan penambilan biota laut lainnya, tetapi juga perlu
diikuti dengan pembudidayaan berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut,
seperti alaga atau rumpu tlaut, kerang mutiara dan lain-lain.
Pembudidayaan rumput laut telah dikembangkan diberbagai tempat, dan
hasilnya ternyata sangat memuaskan. Pemerintah telah mengusahakan
berbagai upaya dalam meningkatkan pemanfaatan pengembangan sumber daya
hayati laut, yaitu :
- Melaksanakan pola perusahaan inti rakyat (PIR) untuk perikanan laut, misal ikam tuna dan ika cakalang
- Mengembangkan sistem rumpon, yaitu suatu alat yang dipasang didaerah laut sebagai tempat berkumpulnya ikan.
- Melakukan zona ekonomi eksklusif (ZEE), dengan ZEE ini maka wilayah Indonesia akan bertambah luas. Hal ini akan memungkinkan pula meningkatnya hasil sumber daya hayati laut.
- Mengadakan
penelitian tentang potansis sumber daya laut, sehingga dapat diketahui
wilayah-wilayah laut yang mana yang produktif dan wilayah mana yang
kurang produktif.
2. Sumber daya non hayati laut
a. Air laut
Berbagai
negara laut dapat diolah dengan teknologi osmosis balik, yaitu
menghilangkan garam dapurnya sehingga dapat sebagai sumber air minum.
Air laut banyak mengandung unsur kimia, seperti NaCl yang penting untuk
pangan, Mg yang penting untuk industri pesawat terbang, roket dan
peralatan laut udara.
b. Nodul di dasar laut
Nodul yaitu endapan logam, seperti Mn, Ni, Co, Cu, Au, Zn dan Fe yang vital untuk pengembangan industri
c. Energi
Energi
panas yang berasal dari panas matahari (OTEC atau Ocean Thermal Energy
Converasion) penting untuk pembangkit tenaga listrik
Gambar. Jaring-jaring kehidupan
d. Arus dan gelombang laut
Arus laut dan gelombang laut di Jepang digunakan untuk pembangkit listrik dengan kincir listrio yang digerakan.
3. Kendala revolusi biru
Dalam pengembagan revolusi biru terdapat kendala-kendala yang harus dihadapi, antara lain :
- Adanya
limbah minyak, industri danrumha tangga yang menyebabkan cahaya
matahari yang menembus ke laut semakin berkurang. Limbah tersebut juga
mengandung zat yang bersifat racun yang dapat membunuh biota laut
- Pengangkapan
ikan yang terus menerus dengan menggunakan kapal-kapal pukat harimau
yang modern dalam penangkapan ikan akan mengakibatkan menurunnya
populasi ikan secara dratis. Hal ini disebabkan ikan-ikan yang belum
dewasa akan ikut terjaring pula.
- Penggunaan
bahan bergahaya, seprti bahan peledak atau portas (senyawa kimia
beracun) menyebabkan biota laut mati. Pengambilan terumbu karang juga
menyebabkan makin menurunnya produksi ikan, karena terumbu karang
merupakan habitat berbagai jenis ikan yang merupakan sumber makanan
bagi manusia.
4. Tindakan untuk mengatasi revolusi biru
- Mencegah dan mengatasi pencemaran laut
- Menghindari
penangkapan ikan hanya terus menerus, misal tidak boleh menangkap ikan
pada waktu musim kawin dan boleh menangkap ikan hanya pada musim-musim
tertentu saat populasi sngat tinggi
- Tidak menggunakan alat bantu atau bahan yang berbahaya
- Menggalakan peternakan ikan, misal dengan membuat pertambakan, jala apung, membudidayakan kerang dan kepiting.
C. Revolusi Putih
Revolusi
putih adalah usaha pemerintah untuk memperoleh makanan danrekayasa
genetika dengan menggunakan mikroba tertentu. Misalnya pembuatanprotein
sel tunggal yang berasal dari bactreri, ragi dan algae yang dibiakan
dengan substrat tertentu, seperti :
- BBM (bahan bakar minyak)
- Limbah
- Berbagai industri makanan, minuman
- Obat-obatan
Pembahasan lebih lanjut tentang revolusi putih akan diurai pada bab XII.
D. Pemuliaan Tanaman dan Hewan
Pemuliaan
adalah suatu cara yang sistematik merakit keragaman genetik menjadi
suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam proses ini diperlukan
bahan baku
berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah) yang tesedia di alam.
Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian untuk mendapatkan
bibit unggul adalah sangat penting. Untuk itu diperlukan :
- adanya keragaman genetik
- sistem-sistem logis dalam pemindahan dan fiksasi gen
- konsepsi dan tujuan atau sasaran yang jelas
- mekanisme penyebarluasan hasilnya kepada masyarakat
Yang dimaksud dengan bibit unggul adalah hewan atau tanaman yang mempunyai sifat unggul, seperti :
- masa pertumbuhan pendek dan berumur pendek
- cepat menghasilkan buah
- tahan terhadap hama dan penyakit
- produksi tinggi atau banyak
- enak rasanya
Penggunaan
bibit unggul untuk meningkatkan hasil pertanian dan peternakan
merupakan cara yang terbaik, karena cara ini tidak akan menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan, tidak akan mengganggu keseimbangan
lingkungan dan juga tidak menimbulkan pencemaran. Cara-cara pemuliaan
tanaman dan hewan :
1. Seleksi
Seleksi
adalah pemilihan sifat suatu makhluk hidup sesuai dengan lingkungannya.
Sifat yang diinginkan manusia berbeda-beda susuai dengan tujuannya.
Untuk tujuan bahan pangan, maka sifat yang diharapkan adalah tanaman
yang produksinya tinggi, tahan hama dan enak rasanya. Untuk tanaman hias, dipilih yang berbentuk indah atau berbunga dan berdaun dengan warna
menarik. Untuk hewan yang diharapkan menghasilkan daging, susu, telur
yang banyak. Selain itu juga diharapkan hewan yang kuat seperti kuda ,
sapi, kerbau dan sebagainya. Untuk buah yang diharapkan buah yang besar
dan manis rasanya. Seleksi telah lama dilakukan manusia sebelum muncul
ilmu genetika, bahkan hampir seluruh hewan dan tumbuhan yang
dibudidayakan manusia saat ini sebenarnya merupakan hasil dari seleksi.
Bila seleksi dilakukan secara terus menerus terhadap berbagai makhluk
hidup, maka akibtnya hanya varietas yang dipilih manusia saja yang akan
mendapat kesempatan untuk hidup lebih besar, sedang varietas yang tidak
diingini manusia secara lambat laut akan punah. Dampak positif adanya
seleksi adalah dihasilkannya sifat-sifat unggul yang diperlukan
manusia. Dampak negatif adanya seleksi adalah dihasilkannya sifat yang
tidak diingkan akan hilang sehingga mengurangi keanekaragaman genetik
atau plasma nutfah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar